Pendakian Gunung Merapi via Selo Boyolali Jawa tengah

Gunung Merapi (ketinggian puncak 2.930 mdpl, per 2010) adalah gunung berapi di bagian tengah  dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada  dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasanTaman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.

Gunung ini terletak berdampingan dengan Gunung Merbabu. Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang mempunyai daya rusak yang tinggi dan paling aktif diantara sekian banyak gunung api yang terletak di Indonesia serta merupakan salah satu gunung terganas di dunia.

Nama puncaknya yang paling terkenal adalah puncak Garuda, tapi puncak garuda itu telah hilang karena letusan merapi pada tahun (2010) yang merupakan bongkahan batu besar dengan bentuk mirip burung garuda. Salah satu ciri khas dari Gunung Merapi adalah pada saat terjadi letusan menghasilkan awan panas (glowing avalanches), yang oleh penduduk setempat disebut Wedus Gembel. Masyarakat memberikan sebutan tersebut berdasarkan bentuk awan panasnya yang menyerupai bulu kambing/domba. Awan panas ini mempunyai suhu sekitar 1.000 derajat celcius.
Walaupun gunung ini disebut gunung terganas di dunia, tetapi Gunung Merapi ini hampir tidak pernah sepi dari pendaki. Bahkan pada hari minggu atau hari libur banyak sekali pendaki yang datang. Desa Selo merupakan gerbang pendakian utama yang berada pada ketinggian 1.560 meter diatas permukaan laut. Desa Selo terletak dipelana Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Desa ini mempunyai panorama alam yang indah karena letaknya yang strategis. 

Sampai di stasiun lempuyangan kita menunggu jemputan dari jaka, kami hanya berengakat berempat dari mojokerto, dengan personil saya, ridwan, lia, juga delon. Kami berangkat dengan kereta logawa yang di bilang cukup murah tapi fasilitas sudah okeh punya. Setelah jaka dan kawan-kawan datang kami mampir dulu ke Kotagede Yogyakarta, mandi dan cek alat packing, tepat pukul 18.00 kami berangkat dari Kotagede menuju basecamp New Selo Boyolali dengan motor yang kami pinjam dari teman-teman jaka.

Jalanan yang masih banyak perbaikan dan sempat macet karna ada perbaikan kami tidak menyarah. Akhirnya tepat pukul 00.00 kami sampai di basecamp pendakian gunung merapi. Kami memutuskan untuk beristirahat dan mulai pendakian esoknya.

Setelah pagi menjelang kami jalan-jalan menyapa warga desa dan memeriksa kembali pembekalan kami. Setelah dirasa cukup dan lengkap kami berdoa dan mengisi data para pendaki dan melanjutkan perjalanan ke new selo. Selama perjalanan trekking sangat membuat kita lupa waktu, di waktu itu kita banyak berpapasan dengan bule-bule yang turun gunung, ada pula pasukan tentara yang mungkin habis latihan di atas sana.
Tepat pukul 16.00 kami sampai di pos terakhir dan memutuskan mendirikan tenda, pada pukul 03.00 kami mendengar ada yang mendengar nama saya juga lia. Akhirnya saya bangun dan ternyata itu adalah teman kami yang dari Pekalongan ya namanya mas faozan. Akhirnya kami memepersilahkan masuk,memang beliau tidak membawa enda tapi beliau berjanji akan menyusul kita di basecamp terakhir.
Keesokan paginya kami bersiap menuju puncak, sesampai di pasar bubrah yang semula suasana asyik dengan matahari terbit berubah menjadi hujan lebat serta hujan es bongkahan kecil, kami saling kedingingan takut untuk turun apalagi menuju puncak. Akhirnya kami memaksakan untuk turun ke tenda.
Sesampai di tenda kami masak untuk makan, dirasa sudah reda kami berkemas dan kembali turun ke tempat perijinan. Puncak memang bukan utama tapi keselamatan adalah yang utama. Karna dari awal perjalanan kami merasakan banyak hal mistis yang kami rasakan. Bukannya takut hanya mencari aman. Tepat pukul 15.00 kami sampai di pos perijinan dan langsung kembali ke Kotagede. Sampai perempatan boyolali kami berpisah dengan mas faozan. Dan cerita gunung merapi mungkin akan kembali berlanjut setelah ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kue Pasung dalam Mitoni Adat Jawa

TEMPAT MAKAN VIEW SAWAH (KOPI TELU PANDAAN)

Es Janggelan atau Cincau Hitam?