Pendakian Gunung Kelud Melukai Kakiku

Memang akhir-akhir ini aku jarang update di blogku soal pendakian. Entah kenapa kemaren tangga 25-26 februari ingin sekali mendaki lagi. Gunung kelud menjadi tujuan pendakianku.
Aku hanya mengajak senior lebih tepatnya sudah aku anggap sebagai omku sendiri. Sepulang dari kerja shift malam aku juga sudah janji dengan om akhirnya sepulang kerja, sampai rumah hanya mengambil semi carier yang sudah aku packing 2hari lalu. Semua dirasa ready aku berangkat menaiki bus kota dari terminal mojokerto meunuju pertigaan japanan hanya dengan merogoh kocek 10.000 aku sudah sampai di pertigaan untuk oper bus lagi.
Dalam perjalanan memang ada sedikit ragu untuk tidak ingin pergi, entah apa yang membuat hatiku menjadi berat untuk melangkah, tapi aku terus berdoa agar selalu di beri keselamatan hingga pulang nanti. Sampai pertigaan langsung oper bus besar tariff biasa untuk turun di halte purwisari dengan merogoh kocek 7.000 rupiah saja. Sampai halte omku sudah ready.
Lalu kita lanjut menggunakan motor, perjalan dari halte purwosari dimulai pukul 12.00 dan sampai di basecamp terakhir pukul 14.30 pegel harus melewati kemacetan kota Malang, sempat berhenti di area Pujon untuk mencari makan mememenuhi logistic.

Setalh packing ulang di basecamp dan mengurus perijinan kami melanjutkan perjalanan dengan ojok sampai pintu rimba di dengan hutan pinus. Suasana setelah hujan jadi segar dan seikit becek. Dari pintu rimbasampai pos 1, sekitar  1 jam perjalanan, keadaan masih normal dengan jalur yang enak.
Dari pos 1 menuju pos 2 jaraknya dekat tapi menanjak dan sedikit longsor jadi sedikit terhambat di perjalanan. Sampai pos 2 sekitar 18.00 WIB. Menunggu selesai adzan magrib untuk melanjutkan perjalanan. Dari pos 2 sampai pos 3 kita sampai pukul 20.30 WIB karna jalur menanjak lebih lagi dan memutar. Sampai di pos 3 kita mendirikan tenda, makan, dan tidur.

Paginya tanggal 26 februari 2019 kita bangun untuk sarapan dan melanjutkan perjalanan menuju puncak,  meninggal tenda berjalan beberapa meter kita sudah sampai di puncak bayangan, beberapa meter kita bertemu dengan yang namanya punggungan naga gimana naik dan turunnya sangatlah ektream dengan berpegang erat tali yang dipasang oleh teman-teman relawan.
Setelah melewati punggungan naga kita ganti beralih melewati tebing bebatuan puncak, tapi kita tidak mengarah ke puncak hanya melipir saja. Setelah melipir di tebing kita turun kea rah dekat kawah dari situ kita sudah terlihat betapa cantiknya kawah hijau green tea latte itu. Tapi jangan coba-coba untuk turun ke kawah. Dan saran untuk kepuncak jangan lebih dari jam 9 karna akan turun kabut. Untuk yang tidak ingin mendaki kalian bisa menyapa kawah kelud lewat wana wisata via Kediri kini sudah diperbaiki setelah rusak oleh erup terakhir yang hebat.

Setelah berfoto aku beristirahat untuk menikmati pemandangan dan memakan sedikit roti yang aku bawa. Berasa tidak enak di kaki karna basah, aku buka geither untuk cek kakiku yang basah karna kaos kaki yang basah, sayangnya yang kudapati kaki sudah banyak darah yang darah yang sudah membasahi dan mengotori celana trekkingku, ternyata kakiku di gigit lintah atau pacet memang tidak sakit tapi sedikit khawatir karna sebanyak itu. Setalah aku bersihkan aku aku lanjut untuk turun ke tendaku.
Di perjalanan menuju area camp memang banyak kutemui ulat bulu yang banyak sekali dan ku tengok sebelah kiri arah bawah menuju air terjun. Karna tidak ada cukup waktu aku melanjutkan untuk segera pulang saja.

Sampai di area camp mulai beres-beres dan bergegas turun. Sampai pintuk rimba hanya setengah dari perjalanan saja. Sampai pintu rimba aku mampir untuk sekedar memanjakan kaki dan mata di hutan pinus loji dan menunggu jemputan bapak ojek. Sesampaimya di area basecamp mulai membersihkan diri dan melanjutkan perjalanan pulang dan menikmati kemacetan jalanan kota Malang. Tetap kembali di halte purwosari untuk naik bus sampai pertigaan japanan. Karna sampai pertigaan japanan terlalu malam aku lebih memilih grab walau lebih mahal beberapa lipat.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kue Pasung dalam Mitoni Adat Jawa

TEMPAT MAKAN VIEW SAWAH (KOPI TELU PANDAAN)

Es Janggelan atau Cincau Hitam?